21/03/15

Mengamati Bawang Merah (3) - SEMAI

1 Maret 2015 benih mulai ditanam satu persatu. Supaya gampang diamati, satu gelas plastik diisi satu benih, dan setiap gelas saya beri label.



Sesuai kebiasan petani bawang, semua umbi dipangkas pada bagian pucuknya supaya lebih cebat bertunas. Tapi saat ditanam semua benih hanya saya taruh begitu saja di atas permukaan sekam bakar, tidak ditimbun.

Berdasar pengalaman sebelumnya, umbi yang ditanam di bawah permukaan atau dibenamkan terlalu dalam akan mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga kelak umbinya tidak bisa maksimal.
Pada pengamatan kali ini saya tetap menggunakan sistem wick. Bawang ditanam di gelas plastik dengan media sekam bakar, dan bagian dasar gelas diberi sumbu. Selama masa semai sebagian gelas plastik saya masukkan ember bekas es krim dengan populasi empat sampai lima gelas per ember dan sebagian yang lain ditaruh di ember besar.

Ember dibiarkan terbuka, sehingga benih terkena bias sinar matahari. Sehari dua kali bagian atas disemprot air dan bagian dasar ember ditambahkan sedikit larutan nutrisi sekedar menjaga sumbu tetap basah.


Mengapa larutan nutrisi, bukan air biasa? Pada penelitian sebelumnya sudah dicoba menggunakan air biasa. Sekarang giliran menggunakan nutrisi. Barangkali ada perbedaan signifikan, terutama karena pada penelitian kali ini semua benih bakal mengalami kondisi diluar kebiasaan.

Proses penanaman benih saya lakukan selama 2 tahap. Yang pertama saya lakukan tanggal 1 Maret, mulai setelah magrib sampai jam 21.00. Tahap kedua tanggal 3 Maret pada waktu yang sama.

Proses semai cukup menyita waktu karena setiap benih harus ditimbang dan difoto terlebih dahulu. Bawangnya tidak ada masalah, tapi pinggang saya pegel. Jadi terpaksa pakai isttirahat. Tanggal 2 tidak semai karena saya harus ketemu konsultan pajak.

Tidak ada urusannya antara konsultan pajak dengan semai bawang merah, dan saya juga bukan orang bijak yang taat pajak, tapi bawang merahnya terpaksa ditinggal karena saya harus menyelesaikan laporan pajak tahunan terlebih dahulu.

Sampai tanggal 3 malam secara keseluruhan semua berlangsung wajar, kecuali ada satu benih yang ternyata bertunas lebih cepat. Dan benih ini justru berasal dari kelompok K.

Berdasar pengamatan saat itu dan catatan kondisi benih, untuk sementara saya menyimpulkan, meskipun kondisi fisik benih saat semai tergolong buruk - kecil, tidak kering, bahkan sudah mulai empuk, kemungkinan besar benih itu memang sudah saatnya keluar tunas. Sehingga tunas yang keluar pada 2 hss itu bukan sesuatu yang diluar kewajaran - meskipun kondisi itu kemudian membuat saya memberi perhatian khusus.



1 komentar:

  1. emang begitu pak, kalo bawangnya sudah tua, sudah didiamkan ato ditarang selama 2 bulan. begitu ditanam 2-3 hari sudah bertunas.

    BalasHapus