10/03/15

Mengamati Bawang-Merah (2) - PERSIAPAN

Saya membagi benih dalam 4 kelompok. Benih yang saya anggap bagus, kering, fisik  umbi segar, ukuran besar,  masuk kelompok A. Berikutnya kelompok B terdiri dari umbi dengan kondisi fisik segar tapi tidak kering.

Sisa dari umbi yang tidak terpilih saya pisah lagi. Umbi yang kecil, tidak kering dan beberapa sudah tidak segar lagi, masuk kelompok C. Dan terakhir, umbi dengan kondisi fisik campur aduk, ada yang layu, hampir busuk, atau terlalu kering -  Pokoknya bisa membuat petani bawang tulen merinding, saya masukkan kelompok K.


Semula saya berniat menanam benih  kelompok A dan B terpisah dari C dan K, supaya benih yang bagus tidak tercemar parameter buruk yang ada pada kelompok C dan K. Tapi kemudian saya justru pengin tahu, apa jadinya kalau semua ditanam dalam satu modul menggunakan nutrisi yang berasal dari satu tandon?

Perkembangan selanjutnya saya punya gagasan menambahkan tanaman-tanaman lain yang kondisinya tidak sehat ke dalam instalasi bawang-merah. Saya pikir, kepalang tanggung. Kalau mau membuat penelitian, sekaligus diberi kondisi extrem saja, sehingga saya bisa mengamati lebih banyak parameter.

Tanggal 28 Februari 2015, gerombolan bawang-merah yang bakal mengalami siksaan luar biasa itu saya kumpulkan dalam wadah terpisah. Bukan basa-basi dan tidak ada urusannya dengan kepercayaan apapun, saya hanya merasa perlu minta maaf.

Sambil nunggu media semai siap, seluruh benih digelar, diangin-anginkan dan disembur air dengan semprotan halus. Untuk apa? Saya hanya mengikuti naluri saja. Tapi apapun yang saya lakukan mulai saat itu, semua dicatat. Termasuk temperatur ruang, kelembaban udara dan jarak masing-masing ember semai dengan lampu dan ruang terbuka.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar