Setelah bawang-merah kelompok tanam pertama dipanen, saya
jadi tambah penasaran. Beberapa orang tetap tidak percaya bawang-merah bisa
tumbuh secara hidroponik murni dan menuduh saya merekayasa foto-foto yang saya
upload di fesbuk.
Bodo amatlah, mau dipercaya atau tidak, terserah. Saya
bekerja untuk diri sendiri, bukan untuk melayani opini orang lain. Jadi,
program kenalan dengan bawang-merah tetap saya lanjutkan.
Supaya hasil kenalan itu nantinya lebih akurat, maka saya menanam
benih lebih banyak. Kali ini saya semai 112 benih, terdiri dari 48 benih
pilihan (kelompok A), 20 benih kategori bagus (kelompok B), 24 benih tidak
layak tanam (kelompok C), dan 20 benih tanpa harapan (kelompok K). Termasuk
kelompok tanpa harapan ini adalah umbi-umbi yang empuk, layu, atau hampir
busuk.
Dari seluruh benih itu 89 disemai langsung tanpa perlakuan
khusus, 23 sisanya, masing-masing 6 umbi untuk kelompok A, C, K, dan 5 umbi
untuk kelompok B, terlebih dahulu direndam Bionet selama 7 jam.
Mengenai pemakaian Bionet, saya tidak punya tujuan apa-apa
kecuali sekedar nuruti rasa penasaran saja. Kalaupun hasilnya tidak bagus, juga
tidak masalah, karena benih yang saya semai kali ini bukan benih beneran,
melainkan bawang hasil nyomot dari dapur.
Sebelum disemai, semua benih ditimbang dan difoto. Saya
pengin tahu secara detail, benih seperti apa yang bisa tumbuh baik dan
menghasilkan umbi yang bagus.
Semaian pertama dilakukan tanggal 1 Maret 2015, mulai lepas
magrib sampai jam 21.00. Agak lama karena gelas semai masih belum siap. Sumbu
belum dipasang, sebaknya juga masih numpuk di ember.
Dalam jangka waktu 3 jam itu berhasil disemai 23 benih yang
direndam Bionet dan 14 benih kelompok K. Sisanya disemai tanggal 3 Maret jam
19.00 sampai 21.00.
Jangan ditanya, apakah jam semai juga berpengaruh? Saya juga
tidak tahu. Pokoknya apapun yang bisa diamati dicatat. Perkara nanti tidak
relevan, urusan belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar