07/03/16

Nutrisi Hidroponik

Hidroponik merupakan kultur air dengan tujuan memberi nutrisi dalam rasio sedekat mungkin dengan kebutuhan tanaman. Untuk menjaga agar nutrisi yang diberikan tidak terganggu rasionya, maka elemen tanah ditiadakan, diganti media tanam yang mudah dibuat steril. Tidak mengandung bakteri pengurai dan tidak bereaksi secara kimia dengan nutrisi.

Karena unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman diserap dari mineral anorganik dalam bentuk ion, maka Hidroponik juga menggunakan nutrisi dengan bahan baku garam mineral dalam bentuk senyawa ion yang larut sempurna dalam air.


Pertanyaan saya kemudian, bisakah nutrisi Hidroponik dibuat dari bahan-baku organik? Ternyata bisa, selama produk akhirnya merupakan senyawa ion.

Bagi tanaman, ion yang berasal dari bahan baku organik maupun anorganik tidak ada bedanya. Masalah justru terdapat pada proses pembuatan nutrisinya.

Bahan organik merupakan senyawa kompleks, dan untuk bahan yang sama tapi berasal dari sumber berbeda, kadar kandungan unsur haranya hampir pasti tidak pernah sama. Maka membuat nutrisi ion dengan rasio presisi sesuai kebutuhan tanaman dari bahan baku organik akan jauh lebih sulit dan mahal dibanding bila menggunakan bahan baku garam mineral yang bisa ditimbang sampai hitungan gram.

Beberapa praktisi mencoba menggunakan POC sebagai pengganti nutrisi garam mineral. Tanaman tetap tumbuh, tapi dalam kondisi jauh dari harapan. Sementara air dalam modul yang kemudian menjadi tercemar bakteri yang berasal dari POC justru menyebabkan akar tanaman menjadi kehitaman, rawan terjangkit busuk akar.

Pupuk hasil fermentasi bahan organik merupakan soil conditioner. Sangat bagus bila diaplikasikan pada kultur tanah, karena memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi bagi bakteri untuk diurai menjadi unsur hara, Tapi menjadi kontraproduktif bila diterapkan dalam kultur air yang membutuhkan kondisi steril di lingkungan akar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar