Secara umum Hidroponik diartikan sebagai teknik bercocok-tanam tanpa menggunakan tanah. Sebagian besar tanaman tumbuh pada media tanam pengganti, seperti rockwool, pecahan genteng, atau arang sekam, sebagian yang lain bisa tumbuh tanpa media pengganti sama sekali.
Mengapa harus tanpa tanah?
Apa salah tanah sehingga harus disingkirkan?
Kita kembali sesaat pada konsep dasar Hidroponik, yaitu agar tanaman mampu menyerap nutrisi secara maksimal.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas nutrisi terserap adalah kualitas nutrisi tersedia. Artinya, nutrisi yang disediakan harus memiliki rasio yang tepat agar diantara unsur-unsur yang terkandung di dalamnya tidak saling “mengganggu”.
Untuk menjaga rasio dibutuhkan lingkungan yang bersifat inert, tidak bereaksi secara kimia dengan nutrisi.
Tanah merupakan substansi kompleks, tersusun dari berbagai elemen yang sulit dibuat menjadi netral terhadap nutrisi Hidroponik. Atas pertimbangan itu, maka peran tanah sebagai media tanam kemudian diganti oleh media lain yang bersifat inert.
Media tanam pengganti yang umum digunakan di kebun antara lain rockwool, arang sekam, campuran arang sekam dengan cocopeat, kerikil / pecahan genteng, atau bisa juga tanpa media tanam samasekali.
Pada Hidroponik, media tanam hanya berperan sebagai tempat akar berpijak. Kadang bahkan hanya dibutuhkan saat semai sampai tanaman berumur 7 hari setelah semai ( 7 hss ). Itu sebabnya pada tanaman kecil hanya diperlukan media tanam dalam ukuran / volume secukupnya.
Ada banyak materi lain yang bisa digunakan sebagai media tanam selama memenuhi syarat bersifat inert, mudah menyerap sekaligus mengalirkan nutrisi dan tidak mudah lapuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar