25/02/17

Hanya 7 Ribu per Kilo

Butuh waktu setahun lebih bagi Kebon Emak untuk bisa menjual sayuran dengan harga 3 ribu per pcs. Itupun harga untuk konsumen. Sementara kalau mau jual ke pasar, sampai saat naskah ini saya buat, harganya tetap hanya 7 ribu per kilo. Sama seperti harga sayur yang ditanam menggunakan kulultur tanah.

Saya tidak bisa protes. Begitulah pasar. Pilihan saya hanya mau menjual dengan harga 7 ribu per kilo, atau tidak.

Akhirnya terpaksa diakali. Sayur yang bagus dijual ke konsumen langsung atau ke pedagang yang sudah tahu kualitas Hidroponik, dengan harga sesuai target, sementara sisanya dijual ke pasar. Mending dapat 7 ribu ketimbang dibuang.

Meskipun semua analisa bisnis Hidroponik yang saya baca mematok harga 40 sampai 50 ribu per kilo, saya tidak merasa ditipu. Realitanya memang ada yang bisa menjual dengan harga setinggi itu.  
 
Saya tidak boleh iri pada teman-teman yang beruntung. Nasib setiap orang berbeda, tapi sukses tidak bergantung pada nasib.

Saya memilih menjual sisa hasil panen dengan harga rendah karena menurut saya, bisa menjual habis seluruh hasil panen sangat membantu mengurangi beban stress yang bisa muncul ketika melihat banyak sayuran terpaksa dibuang.

Tentu saja tidak bisa selamanya seperti itu, tapi cukup baik sebagai langkah awal. Ketimbang hanya merenungi nasib belaka.

Lalu ada yang bertanya, “Kapan bisa kaya?”

Pengin jadi kaya adalah motivasi yang baik, tapi kebelet kaya itu konyol. Yang jelas, selama tidak mau belajar memahami tabiat pasar, apapun alasannya, tidak akan pernah membuat usaha kita berkembang.

Harga 7 ribu per kilo tidak masuk dalam hitungan Harga Pokok Produksi di Kebon Emak. Tapi kalau saya tidak mau, dan memilih membuang sayuran yang tersisa hanya demi “menjaga harga”, saya akan menanggung kerugian lebih banyak. Bukan sekedar uang, tapi juga waktu. Dan lebih buruk lagi kalau sampai putus asa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar