Secara umum sebenarnya Hidroponik hampir mirip dengan
budidaya kultur tanah yang biasa kita kenal sehari-hari. Tanaman Hidroponik
juga membutuhkan sinar matahari, unsur hara, udara dan air. Satu-satunya yang berbeda adalah tidak
menggunakan tanah.
Fungsi tanah sebagai tempat akar tumbuh digantikan oleh
media lain yang steril dari patogen, tidak bereaksi secara kimia dengan
nutrisi, tidak mempengaruhi pH air, mudah menyerap sekaligus tidak menghalangi
aliran air dan tidak mudah lapuk.
Sebagai media pengganti tanah biasanya digunakan kerikil,
Rockwool, Hidroton, Arang-sekam, atau Cocopeat. Belakangan, ketika Rockwool
sulit didapat, beberapa praktisi beralih menggunakan spons.
Karena tidak ada tanah sama sekali, dan media penggantinya
tidak mengandung unsur hara, maka tanaman diberi asupan nutrisi dengan cara
melarutkan senyawa ion yang mengandung unsur hara ke dalam air, kemudian
sebagian akar dicelupkan ke dalam genangan larutan nutrisi atau larutan nutrisi
dialirkan disekitar akar.
Hidroponik bisa menggunakan pot tunggal. Setiap tanaman
tumbuh dalam satu wadah sendiri, terpisah dari yang lain, atau bisa pula tumbuh
secara kolektif dalam satu modul.
Contoh Hidroponik Dalam Pot Tunggal |
Hidroponik Dalam Pot Tunggal |
Dibanding kultur tanah, Hidroponik terbukti mampu memberi
hasil panen lebih cepat dengan kualitas lebih baik dan lebih tahan lama. Hal
itu dapat terjadi karena rasio nutrisi diberikan sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan oleh masing-masing tanaman.
Hidroponik Dal;am Modul Kolektif |
Hidroponik Dalam Modul Kolektif |
Pengaturan rasio hanya bisa dilakukan secara presisi bila
tanaman tumbuh pada media yang sama sekali tidak mengandung unsur-unsur lain
yang dapat mempengaruhi takaran unsur hara yang disiapkan sebelumnya.
Karena tanah mengandung banyak unsur lain diluar
unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, dan tidak steril dari patogen yang
berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman, maka tanah ditiadakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar