27/07/16

Pot Hidroponik Sederhana

Bercocok-tanam Hidroponik bisa dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas. Kita bisa memanfaatkan gelas dan botol bekas kemasan air minum, box sterofoam bekas wadah buah atau ember bekas es krim.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai media tanam juga bisa memanfaatkan barang yang ada disekitar kita, antara lain kain flanel, arang sekam, filter air akuarium, kerikil, pecahan genteng, atau pasir kali.

Berikut ini salah satu cara menyiapkan pot Hidroponik sederhana menggunakan gelas dan botol bekas air minum.

Bahan yang diperlukan : 

1. Gelas plastik dan botol bekas ukuran 600 ml.

Gelas plastik digunakan sebagai pot tempat tanaman tumbuh. Bila menggunakan botol bekas kemasan air minum ukuran 1,5 liter, potongan botol bagian atas bisa digunakan sebagai pengganti gelas.Botol digunakan sebagai wadah nutrisi dan penyangga gelas. 

Untuk tanaman berdaun lebar seperti selada atau sawi sebaiknya menggunakan botol ukuran 1,5 liter supaya pada saat tanaman tumbuh besar botol tidak mudah roboh.

Untuk tanaman tinggi atau merambat seperti cabe, tomat, melon, botol diganti menggunakan ember bekas wadah cat tembok 5 kilogram atau ember es krim ukuran 8 liter, sedang untuk potnya bisa tetap menggunakan gelas bekas.

2. Kain flanel: 
Berfungsi sebagai sumbu untuk mengalirkan nutrisi dari bawah naik ke media tanam pada saat akar tanaman belum tumbuh atau belum mencapai nutrisi. Bahan sumbu juga bisa menggunakan kain bekas atau sumbu kompor, tapi berdasar pengalaman saya, kain flanel adalah bahan sumbu yang paling awet, menyalurkan nutrisi paling lancar dan harganya murah. Satu pot cukup menggunakan satu potong kecil kain flanel dengan ukuran kurang lebih 1,5 cm x 6 cm.

3. Media tanam
Berfungsi sebagai tempat berpijak bagi tanaman. Dengan mempertimbangkan bobot yang ringan dan harga relatif murah, saya menggunakan arang sekam. Satu pot diisi arang sekam sampai penuh ke permukaan.

Alat yang diperlukan :
  1. Gunting
  2. Cutter
  3. Paku Usuk
  4. Tang
Tahapan Membuat Pot Hidroponik Sederhana

1. Menyiapkan penopang pot :
Bahan : Botol bekas kemasan air minum.

Bagian atas botol, kurang lebih 2/3 dari tinggi botol dipotong. Setelah terpotong, buat   beberapa lubang menggunakan paku usuk yang dipanaskan. Dua lubang sebagai batas ketinggian larutan nutrisi, posisinya kurang lebih 1/3 tinggi botol setelah dipotong, dan 2 atau 3 lubang lagi di atas lubang batas, berfungsi sebagai ventilasi,

Supaya larutan nutrisi di dalam botol tidak cepat berlumut akibat terpapar sinar mata-hari secara langsung, lapisi dinding botol dengan cat. Bagian luar dilapis cat putih supaya panas sinar mata-hari tidak terserap terlalu banyak, bagian dalam dilapis cat gelap untuk melindungi larutan nutrisi dari terpaan sinar mata-hari. (saya tetap menggunakan botol bening sebagai alat peraga supaya bagian dalam botol bisa dilihat)



2. Menyiapkan Pot:
    Bahan : Gelas plastik bekas kemasan air minum.


Sayat bagian dasar gelas menggunakan cutter sepanjang kurang lebih 2 cm. 

Setelah itu,  gunting tepi dasar gelas untuk membuat 2 lubang memanjang masing-masing sepanjang kurang lebih 2 cm. Lubang ini disiapkan sebagai jalan bagi akar untuk tumbuh supaya  bisa menjangkau nutrisi.


Hasil akhirnya seperti tampak di foto berikut: :


3. Celup potongan kain flanel ke air sampai basah benar, kemudian selipkan potongan melalui sayatan di dasar gelas. Tarik bagian yang berada di dalam gelas sampai separo tinggi gelas. Kain flanel harus basah supaya nutrisi lancar mengalir keatas.


4. Basahi arang sekam, lalu isikan ke dalam gelas sampai penuh di sekeliling sumbu kain flanel.


5.  Isi botol dengan larutan nutrisi sampai pada lubang batas ketinggian nutrisi
6. Terakhir, masukkan bagian bawah sumbu dan  gelas ke botol, sehingga posisi gelas nangkring seperti foto berikut.


7. Benih sayuran diletakkan dipermukaan media tanam lalu tutup sedikit dengan sekam. Satu pot hanya diberi satu benih sayuran. Setelah benih disemai, letakkan pot ditempat teduh selama kurang lebih 24 jam atau sampai benih berkecambah. Setelah berkecambah, segera pindah pot ke tempat yang terkena sinar matahari pagi sampai siang. Biarkan di tempat itu sampai tanaman siap panen.


Perawatan :

  1.  Letakkan pot yang sudah disemai benih di tempat teduh. Setelah benih bertunas, segera pindah ke tempat yang terkena sinar matahari pagi.
  2. Periksa kondisi larutan nutrisi paling tidak satu kali sehari ( Kalau sudah memiliki TDS meter, periksa kadar larutannya - biasanya ppm akan naik. Tambahkan air sampai ppm kembali seperti semula ). Bila larutan berkurang, tambahkan saja air baku sampai tinggi permukaan larutan kembali mencapai lubang.
  3. Supaya tanaman tidak kekurangan unsur hara, setiap tiga hari sekali ganti larutan nutrisi dengan yang baru.
  4. Larutan nutrisi membutuhkan oksigen terlarut dalam kadar cukup. Oleh sebab itu, setiap kali memeriksa nutrisi luangkan waktu sesaat untuk mengaduk larutan.

12/07/16

Step by Step - Menanam Bawang Merah Hidroponik

Bawang-Merah kurang cocok tumbuh di lingkungan lembab. Karena instalasi Hidroponik yang saya gunakan adalah instalasi terbuka, tanpa naungan, dan saya menanam di awal bulan Mei, maka saya harus mempertimbangkan resiko media tanam menjadi terlalu lembab bila tersiram air hujan.

Oleh sebab itu saya memilih hanya menggunakan media tanam arang sekam tanpa dicampur cocopeat, agar bila tersiram air hujan lingkungan di sekitar bakal umbi cepat menjadi kering.

Arang sekam juga bermanfaat sebagai buffer bagi bakal umbi terhadap suhu tinggi yang berasal dari nutrisi.

Perlengkapan yang diperlukan :

  1. Instalasi Hidroponik DFT
  2. Gelas bekas kemasan air minum. Untuk skala komersial, agar lebih hemat beban investasinya, sebaiknya diganti dengan pot plastik nomer 7. Gelas plastik hanya mampu bertahan 2 kali tanam (kurang lebih 120 hari), sementara pot plastik bisa digunakan terus menerus lebih dari satu tahun.
  3. Potongan kain flanel sebagai sumbu
  4. Baskom sebagai tempat persemaian.


Berikut ini urutan menanam Bawang-Merah Hidroponik menggunakan media tanam arang sekam dengan teknik Hidroponik sumbu Deep Flow Technique.

  1. Bagian dasar gelas disayat dan diberi lubang.
  2. Selipkan kain flanel melalui sayatan, setelah itu isikan media tanam ke dalam seluruh gelas. Media tanam diatur mengelilingi sumbu agar nantinya nutrisi tersebar merata ke seluruh media tanam.

  3. Agar cepat bertunas, bagian atas umbi bibit dipotong kurang lebih 1/3 bagian. Setelah dipotong umbi tidak perlu direndam cairan apapun.

  4. Buat lekukan dangkal menggunakan jari telunjuk pada permukaan media tanam.

  5. Letakkan umbi yang sudah dipotong ujungnya pada lekukan dengan posisi bagian yang terpotong menghadap ke atas.
  6. Biarkan bibit nangkring di atas media tanam. Tidak perlu ditutup media tanam.

  7. Letakkan gelas berisi bibit di baskom pembibitan. Simpan di tempat teduh selama 4 atau 5 hari. Tidak perlu ditutup dengan apapun.

  8. Selama masa semai, sekali sehari semprotkan air ke permukaan media tanam menggunakan spray untuk menjaga agar media tanam tidak kering. Setelah hari ke 5 air diganti dengan nutrisi daun.
  9. Bila tidak ada hujan, tunas-tunas yang sudah mencapai tinggi 2 cm bisa segera dipindah ke instalasi Hidroponik, supaya tidak terlambat mendapatkan sinar matahari. Bila hujan sering turun, tunggu sampai tunas lebih kuat menahan terpaan air hujan.

  10. Nutrisi daun bisa diberikan sampai tanaman berumur 30 hari setelah semai (30 HSS). Selebihnya diganti dengan nutrisi umbi.
Saya melakukan panen setelah bawang merah berumur 60 HSS.