Tampilkan postingan dengan label Nutrisi Hidroponik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nutrisi Hidroponik. Tampilkan semua postingan

20/12/16

Menyiapkan Nutrisi Tanpa Bantuan TDSmeter

Cara ini hanya digunakan sebagai pililhan darurat saja, sebelum memiliki TDSmeter. Kalau memang serius ingin bercocok-tanam dengan teknik Hidroponik, sebaiknya memiliki TDSmeter.


Karena tidak tersedia TDSmeter, maka TDS air baku dianggap 0 ppm, dan campuran 5 mL pekatan A dengan 5 mL pekatan B dalam 1 Liter air baku dianggap menghasilkan larutan dengan TDS 1.000 ppm.


Dengan rumus dasar 5:5:1, sekarang kita buat contoh cara menghitung volume pekatan A dan B yang dibutuhkan untuk membuat 50 Liter larutan nutrisi dengan TDS 800 ppm.

Langkah pertama, menghitung volume pekatan A dan B yang dibutuhkan untuk membuat 1 (satu) Liter larutan dengan TDS 800 ppm:

  1. Volume pekatan A yang dibutuhkan untuk membuat larutan 800 ppm adalah 800/1.000 x 5 mL = 4 mL
  2. Volume pekatan B yang dibutuhkan sama dengan volume A = 4 mL

Selanjutnya menghitung volume A dan B yang dibutuhkan untuk membuat larutan sebanyak 50 Liter:

Karena setiap liter larutan membutuhkan masing-masing 4 mL A dan B, maka untuk larutan 50 liter membutuhkan pekatan A dan B masing-masing sebanyak 50 Liter x 4 mL = 200 mL

Jadi dengan menambahkan 200 mL pekatan A dan 200 mL pekatan B ke dalam 50 Liter air baku akan diperoleh larutan nutrisi dengan TDS 800 ppm

Sekarang kita coba contoh lain: Membuat 70 liter larutan nutrisi dengan TDS 1.400 ppm.

  1. Volume pekatan A yang dibutuhkan untuk membuat 1 Liter larutan 1.400 ppm adalah 1.400/1.000 x 5 mL = 7 mL
  2. Untuk membuat 70 Liter larutan nutrisi dengan TDS 1.400 ppm dibutuhkan pekatan A sebanyak : 70 x 7 mL = 490 mL.
  3. Jumlah pekatan B sama dengan A = 490 mL juga.

KESIMPULAN:

Dari dua contoh di atas diperoleh rumus sebagai berikut:

Va = Vb = Vnutrisi x TDStarget / 1.000 x 5 mL

Va : Volume pekatan A yang ditambahkan
Vb : Volume pekatan B yang ditambahkan
Vnutrisi = Volume Larutan Nutrisi yang akan dibuat
TDStarget = TDS nutrisi yang akan dibuat.

28/06/16

Membuat Larutan Nutrisi Siap Pakai

Pekatan ABMix BUKAN LARUTAN SIAP PAKAI. Pekatan A dan B harus diencerkan dan dicampur terlebih dahulu dalam air baku.

Secara umum ukuran yang digunakan sebagai rujukan adalah 5 ml pekatan A dan 5 ml pekatan B dilarutkan ke dalam 1.000 ml air baku. Perbandingan ini dikenal sebagai dosis 5,5,1.

Untuk mendapatkan volume 5 ml pekatan bisa menggunakan sendok takar obat. Gunakan sendok dengan bahan plastik. Jangan menakar pekatan nutrisi menggunakan sendok logam. Selain volumenya tidak standard, menggunakan bahan logam menanggung resiko terjadi reaksi kimia antara alat takar dengan larutan.

Pada prakteknya kita tidak hanya menakar 5 ml saja. Oleh sebab itu perlu juga disiapkan alat takar dengan volume lebih besar. Minimal bisa menakar sampai volume 100 ml.

sumber foto : goodpengalaman.blogspot.co.id

Berapa banyak pekatan yang harus dilarutkan? Tergantung jumlah tanaman dan sistem Hidroponiknya. Teknik Wick, DFT dan Rakit apung cenderung membutuhkan larutan nutrisi lebih banyak ketimbang NFT. 

Sebagai contoh, kita cairkan pekatan untuk modul tanam box bekas kemasan buah. 

Bagian dalam box berukuran 33 cm x 40 cm x 15 cm. Karena volume dihitung dalam satuan liter, supaya tidak salah menghitung sebaiknya ukuran box diubah menjadi desimeter, sehingga ukurannya menjadi 3,3 dm x 4 dm x 1,5 dm.

Box tidak perlu diisi penuh, cukup diisi sampai permukaan air menyentuh dasar netpot. Biasanya setinggi 7 sampai 8 cm. Maka volume air baku yang dituang ke dalam box menjadi 3,3 dm x 4 dm  x 0,8 dm. Supaya gampang menakar air baku, hasil hitungan sebaiknya dibulatkan saja menjadi
 10 liter.



Ada dua botol pekatan, A dan B. Mana yan harus dicairkan terlebih dahulu, A atau B? 

Air baku rata-rata memiliki pH 7 atau lebih, sementara beberapa unsur, diantaranya Ca, Mg, Fe dan S sangat sensitif terhadap pH tinggi. Oleh sebab itu pH air baku perlu diturunkan terlebih dahulu. 

Pekatan yang mengandung Phosphat cenderung menurunkan pH. Karena kebanyakan formulator ABMix meletakkan unsur Phosphat pada pekatan B, maka pekatan B yang pertama kali dicampurkan ke dalam air baku.

Setiap tanaman memiliki tingkat kebutuhan nutrisi berbeda. Selada cukup diberi nutrisi dengan kadar 800 ppm, sementara kangkung membutuhkan nutrisi 1.400 ppm. Jadi, buat larutan nutrisi dengan konsentrasi sesuai jenis dan umur tanaman.

Contoh cara melarutkan pekatan A dan B ke dalam 10 liter air baku untuk memperoleh larutan nutrisi dengan TDS 800 ppm:
  1. Tuang 10 liter air baku ke dalam box atau tandon
  2. Dengan menggunakan TDS meter, cek TDS air baku. Usahakan menggunakan air baku dengan TDS kurang dari 150 ppm.
  3. Sekarang kita kembali sesaat pada rumus baku 5:5:1. Kalau kita tuang 10 x 5 mL pekatan A dan pekatan B ke dalam 10 liter air, akan kita peroleh larutan dengan TDS sekitar 1.000 ppm. Untuk mendapatkan TDS larutan sebesar 800 ppm, tuang dulu 25 mL pekatan B ke dalam air baku, aduk sampai rata, setelah itu baru tambahkan 25 mL pekatan A. 
  4. Aduk larutan sampai rata, setelah itu ukur kembali konsentrasinya menggunakan TDSmeter.  
  5. Bila TDS larutan belum mencapai 800 ppm, tambahkan 5 mL pekatan B, aduk lagi, kemudian tambahkan 5 mL A. Diaduk sampai rata, kemudian diukur kembali. 
  6. Ulang prosedur no 5 sampai TDS larutan mencapai 800 ppm. 











21/06/16

Melarutkan ABMix Bubuk Menjadi Pekatan

ABMix bubuk tidak langsung dilarutkan begitu saja menjadi nutrisi siap pakai, namun harus di larutkan menjadi pekatan terlebih dahulu. Misalnya, dari bubuk ABMix kemasan 0,5 liter, terlebih dahulu dilarutkan menjadi 0,5 liter pekatan A dan 0,5 liter pekatan B, baru kemudian diencerkan di air baku dengan perbandingan dasar 5 ml pekatan A dan 5 ml pekatan B dicampur dengan 1.000 ml air baku.

Berikut ini adalah tahapan membuat pekatan A dan pekatan B  dari bubuk ABmix untuk volume larutan pekat 5 liter:

Alat yang diperlukan:
  1. Dua jerigen kapasitas minimal 8 liter untuk melarutkan bubuk ABmix dan menyimpan pekatan A dan pekatan B.
  2. Potongan bagian atas bekas botol kemasan air minum, digunakan sebagai pengganti corong untuk memasukkan bubuk nutrisi ke dalam jerigen.
  3. Gelas ukur.
  4. Gunting.
  5. Spidol untuk memberi tanda dan menulis label pada jerigen.

Urutan kerja :

1.        Siapkan kedua jerigen, beri label sesuai label pada kemasan ABmix.  Jerigen A untuk ABmix A, begitu juga untuk ABmix B. Jerigen tidak harus baru, tapi pastikan bagian dalam bersih, tidak terdapat sisa cairan, larutan atau endapan apapun dan dalam keadaan kering.
2.        Siapkan air baku dalam ember terpisah. Air baku harus tawar dan bersih dari polutan. Disarankan TDS air baku tidak lebih dari 100 ppm. Tapi tidak perlu putus asa seandainya TDS air ternyata lebih dari 100 ppm. Selama ini saya memakai air sumur dengan TDS 213 ppm, tidak ada masalah. Pada saat naskah ini saya buat, TDS air sumur saya bahkan naik sampai 292 ppm. Karena tidak ada pilihan lain, terpaksa tetap saya pakai, sambil diamati pengaruhnya terhadap kualitas tanaman.


3.          Takar air baku menggunakan gelas ukur, masukkan ke jerigen sampai volumenya 5 liter. Beri tanda garis menggunakan spidol pada batas permukaan air di dinding jerigen.


4.      Tuang kembali sepertiga bagian dari seluruh air di dalam jerigen ke ember air baku. Tujuannya, agar setelah bubuk nutrisi ditambahkan, volume larutan tidak lebih dari 5 liter.


5.         Ambil salah satu nutrisi, A atau B dulu, tidak masalah. Tapi pastikan label nutrisi yang diambil sesuai dengan label jerigen yang sudah siap diisi.
6.             Bubuk nutrisi biasanya dikemas rangkap dua. Buka seluruhnya, lalu masukkan sedikit demi sedikit ke dalam jerigen.


7.            Seandainya ada bubuk nutrisi yang menggumpal, masukkan gumpalan itu ke dalam kantong plastik, lalu pukul plastiknya menggunakan benda keras untuk menghancurkan gumpalan.   
8.       Nemu kemasan saset kecil di antara bubuk nutrisi? Saset itu berisi unsur hara mikro. Masukkan juga unsur mikronya ke dalam jerigen.


9.               Pasang tutup jerigen, lalu kocok-kocok sampai semua bubuk nutrisi larut.
10.       Setelah seluruh bubuk nutrisi larut, letakkan jerigen di permukaan datar, lalu perhatikan batas permukaan larutan pada dinding jerigen. Kalau air baku yang tadi dituang kembali dari jerigen cukup banyak, batas permukaan larutan pasti berada di bawah garis tanda yang kita buat. Tambahkan air baku lagi sampai permukaan larutan sesuai dengan garis batas volume 5 liter.
11.            Ulang prosedur nomer 5 sampai 10 untuk nutrisi di kemasan satunya.
12.       Sebelum jerigen disimpan, kocok-kocok sekali lagi supaya larutan dan air yang ditambahkan tercampur sempurna.



PERHATIAN: Nutrisi dalam kemasan harus dilarukan seluruhnya sekaligus. Jangan membagi nutrisi kemasan besar menjadi beberapa bagian lalu melarutkan secara bertahap.

Bila kebutuhan nutrisi belum banyak, beli nutrisi kemasan kecil. Membagi nutrisi kemasan besar menjadi beberapa bagian lalu melarutkan secara bertahap menghadapi resiko masing-masing unsur hara tidak terbagi secara merata.


Melarutkan nutrisi kemasan kecil bisa menggunakan botol bekas kemasan air minum sebagai pengganti jerigen. Pilih ukuran botol sesuai dengan volume larutan.


REVISI 8 APRIL 2017:
Bubuk MIKRO dalam saset kecil JANGAN dituang langsung ke dalam jerigen. Larutkan terlebih dahulu unsur mikro dalam wadah lain. Sebelum larutan mikro dituang, kocok-kocok terlebih dahulu cairan dalam jerigen sampai semua bubuk terlarut. Tuang larutan mikro  setelah  semua bubuk di dalam jerigen larut.


16/03/16

Memilih ABMix

Secara umum tanaman mengalami dua fase pertumbuhan, yaitu fase Vegetatif dan fase Generatif.

Fase Vegetatif berlangsung ketika tanaman menggunakan sebagian besar energinya untuk pertumbuhan akar, daun, batang dan pucuk tanaman. Fase Generatif terjadi ketika tanaman mulai menimbun karbohidrat untuk pembentukan bunga, buah, biji dan pemasakan buah.


Setiap fase membutuhkan rasio nutrisi berbeda, maka, untuk pertumbuhan maksimal, juga disediakan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman mengikuti fase pertumbuhannya. AB Mix DAUN disediakan untuk tanaman pada fase vegetatif, sedangkan AB Mix BUAH digunakan sebagai nutrisi pada fase Generatif.

Nama variant DAUN dan BUAH semata-mata hanya sebagai pembeda ABMix untuk masing-masing fase. Tidak berkaitan secara langsung dengan sayuran daun maupun tanaman yang menghasilkan buah.

AB Mix DAUN selalu digunakan sebagai nutrisi awal pada semua jenis tanaman, sayuran daun maupun tanaman buah. Hanya karena sayuran daun dipanen sebelum berbunga, maka sayuran daun hanya membutuhkan AB Mix DAUN saja. Sementara tanaman buah, karena baru dipanen setelah buah masak, maka ketika tanaman mulai berbunga nutrisinya perlu diganti dengan AB Mix BUAH.

Bagaimana seandainya sulit mendapatkan AB Mix BUAH, atau mau ngirit seperti saya dulu? Ternyata, AB Mix DAUN juga bisa digunakan pada fase Generatif. Saya bahkan pernah menggunakan AB Mix DAUN untuk Bawang Merah sampai panen, padahal semestinya Bawang Merah juga membutuhkan AB Mix UMBI sebagai nutrisi lanjutan.

Untuk Hidroponik skala rumah-tangga tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari sisi rasa dan ukuran hasil panen. Kalaupun sekarang saya mennggunakan AB Mix BUAH sebagai nutrisi lanjutan, semata-mata karena ada niat masuk sektor komersial. Target kualitas, umur panen dan Harga Pokok Produksi tidak bisa dipenuhi bila hanya menggunakan AB Mix DAUN saja.

AB Mix BUAH adalah nutrisi lanjutan yang bersifat umum. Digunakan untuk tanaman apa saja pada fase Generatif. Tapi sebenarnya, beberapa jenis tanaman membutuhkan rasio lebih spesifik ketimbang sekedar rasio umum dalam AB Mix BUAH.

Sampai saat ini, beberapa tanaman tertentu seperti melon, cabe, tomat, tanaman berumbi dan tanaman yang diambil bunganya telah tersedia AB Mix khususnya. Tapi sekali lagi, untuk skala rumah-tangga, menggunakan AB Mix BUAH sebagai nutrisi lanjutan sudah mencukupi.







07/03/16

Nutrisi Hidroponik

Hidroponik merupakan kultur air dengan tujuan memberi nutrisi dalam rasio sedekat mungkin dengan kebutuhan tanaman. Untuk menjaga agar nutrisi yang diberikan tidak terganggu rasionya, maka elemen tanah ditiadakan, diganti media tanam yang mudah dibuat steril. Tidak mengandung bakteri pengurai dan tidak bereaksi secara kimia dengan nutrisi.

Karena unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman diserap dari mineral anorganik dalam bentuk ion, maka Hidroponik juga menggunakan nutrisi dengan bahan baku garam mineral dalam bentuk senyawa ion yang larut sempurna dalam air.


Pertanyaan saya kemudian, bisakah nutrisi Hidroponik dibuat dari bahan-baku organik? Ternyata bisa, selama produk akhirnya merupakan senyawa ion.

Bagi tanaman, ion yang berasal dari bahan baku organik maupun anorganik tidak ada bedanya. Masalah justru terdapat pada proses pembuatan nutrisinya.

Bahan organik merupakan senyawa kompleks, dan untuk bahan yang sama tapi berasal dari sumber berbeda, kadar kandungan unsur haranya hampir pasti tidak pernah sama. Maka membuat nutrisi ion dengan rasio presisi sesuai kebutuhan tanaman dari bahan baku organik akan jauh lebih sulit dan mahal dibanding bila menggunakan bahan baku garam mineral yang bisa ditimbang sampai hitungan gram.

Beberapa praktisi mencoba menggunakan POC sebagai pengganti nutrisi garam mineral. Tanaman tetap tumbuh, tapi dalam kondisi jauh dari harapan. Sementara air dalam modul yang kemudian menjadi tercemar bakteri yang berasal dari POC justru menyebabkan akar tanaman menjadi kehitaman, rawan terjangkit busuk akar.

Pupuk hasil fermentasi bahan organik merupakan soil conditioner. Sangat bagus bila diaplikasikan pada kultur tanah, karena memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi bagi bakteri untuk diurai menjadi unsur hara, Tapi menjadi kontraproduktif bila diterapkan dalam kultur air yang membutuhkan kondisi steril di lingkungan akar.