20/09/15

Sekilas Tentang Hidroponik

Secara umum sebenarnya Hidroponik hampir mirip dengan budidaya kultur tanah yang biasa kita kenal sehari-hari. Tanaman Hidroponik juga membutuhkan sinar matahari, unsur hara, udara dan air.  Satu-satunya yang berbeda adalah tidak menggunakan tanah.

Fungsi tanah sebagai tempat akar tumbuh digantikan oleh media lain yang steril dari patogen, tidak bereaksi secara kimia dengan nutrisi, tidak mempengaruhi pH air, mudah menyerap sekaligus tidak menghalangi aliran air dan tidak mudah lapuk.

Sebagai media pengganti tanah biasanya digunakan kerikil, Rockwool, Hidroton, Arang-sekam, atau Cocopeat. Belakangan, ketika Rockwool sulit didapat, beberapa praktisi beralih menggunakan spons.

Karena tidak ada tanah sama sekali, dan media penggantinya tidak mengandung unsur hara, maka tanaman diberi asupan nutrisi dengan cara melarutkan senyawa ion yang mengandung unsur hara ke dalam air, kemudian sebagian akar dicelupkan ke dalam genangan larutan nutrisi atau larutan nutrisi dialirkan disekitar akar.

Hidroponik bisa menggunakan pot tunggal. Setiap tanaman tumbuh dalam satu wadah sendiri, terpisah dari yang lain, atau bisa pula tumbuh secara kolektif dalam satu modul.

Contoh Hidroponik Dalam Pot Tunggal
Hidroponik Dalam Pot Tunggal
Dibanding kultur tanah, Hidroponik terbukti mampu memberi hasil panen lebih cepat dengan kualitas lebih baik dan lebih tahan lama. Hal itu dapat terjadi karena rasio nutrisi diberikan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh masing-masing tanaman.

Hidroponik Dal;am Modul Kolektif
Hidroponik Dalam Modul Kolektif
Pengaturan rasio hanya bisa dilakukan secara presisi bila tanaman tumbuh pada media yang sama sekali tidak mengandung unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi takaran unsur hara yang disiapkan sebelumnya.

Karena tanah mengandung banyak unsur lain diluar unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, dan tidak steril dari patogen yang berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman, maka tanah ditiadakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar