Bila pompa menyala terus menerus dalam jangka panjang,
sebaiknya menggunakan pompa air tanpa Carbon Brush.
Pada motor listrik, Carbon Brush (CB) berfungsi sebagai
penerus tegangan dari komponen statis ke komponen yang bergerak. CB digunakan
karena mampu menghantar listrik tanpa menyebabkan kerusakan pada penghantar itu
sendiri. Namun, karena terbuat dari carbon, bila bekerja terus menerus dapat
menjadi aus, sehingga harus sering diganti.
Kebanyakan pompa sumur menggunakan CB, kecuali merek
tertentu yang memiliki variant brushless.
Saya tidak bisa menunjuk merek, tapi untuk modul Hidroponik
kecil sampai kapasitas 300 an titik tanam dengan ketinggian maksimum 1,5 meter,
saya sarankan lebih baik menggunakan pompa akuarium, karena sebagian besar
pompa akuarium brushless.
Saya tidak berani menyarankan pompa DC, karena berdasar
pengalaman, saat pompa tetap bekerja
ketika tandon kering (akibat ada kebocoran yang terlambat diketahui), pompa DC
lebih cepat terbakar.
Supaya tidak salah memilih kapasitas pompa, kita harus tahu
debit aliran nutrisi yang dibutuhkan oleh modul dan jarak H1 antara permukaan
air terendah di tandon (bisa dianggap sama dengan posisi outlet pompa) dengan
posisi inlet tertinggi yang harus diumpan oleh pompa.
Saya menggunakan standard debit NFT dataran rendah, yaitu 2
liter per menit untuk setiap inlet. Bila modul menggunakan instalasi paralel,
setiap gully memiliki inlet dan outlet sendiri, maka total debit yang
dibutuhkan sama dengan jumlah inlet kali 2 liter per menit.
Misal jumlah inlet yang harus diumpan sebanyak 10 titik,
maka debit yang dibutuhkan = 10x 2L/m = 20 L/m atau sama dengan 1.200 liter per
jam.
Untuk menghindari kesalahan dalam menghitung kapasitas
pompa, saya sarankan memilih pompa akuarium yang pada kemasannya selain
mencantumkan data Hmax dan QMax juga menyertakan grafik penurunan debit
terhadap perubahan ketinggian ujung pipa yang tersambung vertikal pada outlet
pompa.
Nilai HMax yang tertulis di kemasan adalah batas ketinggian
maksimum ujung keluaran pipa yang tersambung vetikal pada pompa, diukur dari
posisi outlet pompa.
Pada prakteknya, ketinggian maksimum riil hanya berkisar 80% dari HMax.
Pada prakteknya, ketinggian maksimum riil hanya berkisar 80% dari HMax.
Nilai QMax adalah debit maksimum pada ketinggian lubang
outlet pompa, atau pada H1= 0 (nol) meter, BUKAN DEBIT PADA HMAX. Rasio
penurunan debit terhadap kenaikan posisi ujung pipa yang tersambung vertikal
tidak terjadi secara linier, oleh sebab itu gunakan grafik yang tersedia untuk
mendapatkan nilai debit pompa pada ketinggian tertentu.
Debit pompa dinyatakan dalam satuan liter per jam, bila
dikonversikan menjadi satuan liter per menit harus dibagi 60. Misalnya, QMax
1.200 L/jam, dalam satuan liter per menit menjadi 1.200/60, atau sama dengan 20
liter per menit.
Supaya pompa awet dan bekerja sesuai kapasitasnya, saya
sarankan tidak menggunakan diameter pipa selain yang direkomendasikan oleh
pabrik.
Sangat membantu. Thanks kakak
BalasHapus