Sama seperti pada kultur tanah, di Hidroponik benih juga
disemai ditempat terpisah, tidak langsung diletakkan di modul tanam.
7 hari pertama pertumbuhan bibit sangat berpengaruh terhadap
kualitas tanaman muda, oleh sebab itu sejak benih disemai sampai umur 7 hari
setelah semai (7 hss), bibit perlu mendapat perlakukan khusus supaya
pertumbuhannya tidak mengalami gangguan.
Dengan cara semai ditempat khusus, kita lebih mudah memantau
pertumbuhan kecambah, menjaga kelembaban media semai - tidak kurang sekaligus
jangan sampai terlalu lembab, dan melindungi bibit dari gangguan lingkungan.
Kita bisa menggunakan nampan plastik atau sterofoam sebagai
tempat semai. Pilih nampan yang tidak terlalu tinggi, supaya dinding nampan
tidak menghalangi sinar matahari.
Khusus bila menggunakan media semai Rockwool, bisa memakai
nampan dengan dasar berlubang, tapi bila media semainya arang sekam atau
campuran arang sekam dengan cocopeat, gunakan nampan dengan dasar tertutup.
MEMILIH MEDIA SEMAI
Semai Hidroponik punya banyak pilihan media. Bisa
menggunakan kertas tisu, busa, kapas, atau kain flanel, tapi saya hanya
merekomendasikan Rockwool dan campuran arang sekam dengan cocopeat. Alasan
saya, kedua media itu mampu menyimpan air, sehingga tidak gampang menjadi
kering, porus, sehingga mudah ditembus akar, dan tidak repot ketika memindah
tanaman muda dari tempat semai ke modul utama.
Bagaimana dengan kompos? Bisa, tapi ketika kita memilih
bercocok tanam dengan kultur nutrisi sebaiknya kita juga konsekuen untuk
mengikuti pakem Hidroponik, tidak mencampur-aduk dengan teknik kultur tanah.
Setiap kultur memiliki pakem masing-masing dengan berbagai
pertimbangan , oleh sebab itu saya menyarankan
sedapat mungkin kita ikuti pakemnya.
Arco (arang sekam+cocopeat) adalah media yang paling mudah
didapat. Saya sarankan membeli arang sekam yang masih belum dicampur cocopeat
untuk memastikan bahwa cocopeatnya sudah dicuci bersih.
Cocopeat mengandung tanin, meskipun tidak menyebabkan
kematian namun menganggu pertumbuhan bibit.
Tanin harus dihilangkan, minimal dikurangi kadarnya dengan
cara merendam dan mencuci cocopeat berulang kali. Air yang digunakan untuk
merendam dan mencuci perlu diganti beberapa kali sampai warna merah yang
berasal dari cocopeat menjadi tidak terlalu pekat lagi.
Untuk media semai, Arco dibuat dengan takaran 1 berbanding
1. Masih tetap porus, sekaligus tidak cepat kering.
Banyak praktisi Hidroponik memilih Arco sebagai media semai
karena murah dan praktis. Untuk menebar ratusan benih hanya membutuhkan bidang
semai ukuran 30 x 40 cm persegi. Disamping itu, benih bisa ditebar begitu saja
di permukaan media, tanpa harus menghitung dan meletakkan satu persatu.
Jangan ketawa dulu. Di Hidroponik, berapapun jumlah titik
tanamnya, kita berurusan dengan tanaman secara personal, satu per satu. Jadi
semai dengan cara meletakkan satu persatu bukan lelucon.
Kebun komersial dan praktisi yang serius mengejar kualitas
tanaman cenderung memilih Rockwool sebagai media tanam.
Dengan menggunakan RW kita tidak perlu membongkar tanaman
dari media semai pada saat melakukan pindah tanam. Salah satu manfaatnya,
mencegah tanaman muda mengalami stress akibat gangguan pada akar dan perubahan
lingkungan yang mendadak.
Bahkan seandainya kita menggunakan media tanam yang berbeda,
pccahan genting misalnya, tanaman muda bisa diletakkan di media baru sekaligus
bersama RWnya.
Catatan: Media semai harus dalam kondisi lembab tapi tidak
tergenang air.
Bila menggunakan media semai Arco, benih ditebar begitu saja
di permukaan media. Jarak tebar bisa cukup rapat, sehingga populasi dalam satu
nampan bisa maksimal.
Di atas benih tidak perlu ditutup media, tapi sampai 24 jam
berikutnya benih perlu dihindarkan dari terpaan cahaya apapun secara langsung.
Bila nampan disimpan di ruang terbuka atau suhu lingkungan
tidak menyebabkan media cepat kering, nampan cukup diletakkan di tempat yang
terlindung dari sinar langsung, tidak perlu dibungkus plastik hitam.
Semai menggunakan RW memiliki prosedur sedikit ribet, benih
tidak ditebar begitu saja, melainkan harus diletakkan satu persatu.
Kebanyakan praktisi memotong RW menjadi kubus kecil berukuran
2,5x2,5x2,5 cm kubik. Kecuali bila yang ditanam kangkung, bayam, atau seledri,
setiap satu potong RW hanya digunakan sebagai media tanam untuk satu tanaman
saja. Itu sebabnya sejak mulai dari semai, benih diletakkan satu persatu pada
setiap potongan kubus.
Untuk menghindari resiko RW terbuang sia-sia akibat benih
gagal berkecambah, atau tanaman muda pertumbuhannya mengalami gangguan, pada
satu kubus BISA disemai dua benih sekaligus. Bila keduanya berkecambah,
dibiarkan terus tumbuh sampai umur 7 hari, baru disortir.
Beberapa tanaman, misal selada, memiliki benih berukuran
kecil. Sulit dipegang tanpa alat bantu. Saya menggunakan tusuk gigi basah (yang
baru ya, dan dibasahi air bersih, jangan diemut) untuk nyomot satu benih dari
wadah, kemudian dipindah ke permukaan RW.
Bila satu RW disemai 2 benih, letakkan masing-masing benih
dengan jarak secukupnya sebagai antisipasi, barangkali kedua bibit nanti
dibutuhkan semua, pada saat RW dibelah untuk memisahkan bibit, akar tanaman
tidak terpotong.
Sebelum mengambil benih, gunakan ujung tusuk gigi terlebih
dahulu untuk membuat lubang di permukaan RW. Tidak perlu dalam, cukup sekedar
benih bisa terbaring rata dengan permukaan.
Benih diletakkan begitu saja di lubang, tidak perlu
ditimbun.
Prosedur selanjutnya sama seperti semai menggunakan media
Arco, sampai 24 jam berikutnya nampan diletakkan di tempat yang terhindar dari
cahaya apapun secara langsung.
PERAWATAN
Saya menghitung umur tanaman dimulai saat benih disemai,
dengan satuan hari setelah semai (hss). Supaya hitungannya sesuai dengan
aktifitas harian, maka semai saya lakukan pada pagi hari, supaya 24 jam
berikutnya, umur 1 hss, bisa dihitung mulai pagi.
Tidak perduli seluruh benih sudah berkecambah atau sebagian
besar masih belum bertunas, untuk menghindari resiko bibit mengalami etiolasi, pada
umur 1 hss nampan semai saya pindah ke tempat yang terpapar sinar matahari pagi
secara langsung.
Umur 1 sampai 2 hss cukup sampai jam 11, kemudian dipindah
ke tempat teduh lagi, tapi selanjutnya saya biarkan tumbuh di bawah sinar
matahari sepanjang hari. Untuk mencegah tanaman muda rusak diterpa hujan, saya
membuat naungan beratap plastik UV.
Sampai umur 7 hss tanaman masih tumbuh di nampan semai.
Supaya bibit tidak layu, media semai harus lebih sering disemprot.
Beberapa praktisi berpendapat, sampai hari ke 3 bibit belum
membutuhkan tambahan nutrisi, jadi bisa disemprot hanya menggunakan air saja.
Kalaupun diberi tambahan nutrisi, cukup 200 atau 400 ppm. Bila nutrisi terlalu
pekat, selain tidak banyak memberi manfaat pada tanaman, juga akan membuat
permukaan media tanam lebih cepat berlumut.
Setelah umur 3 hss, air dari semprotan tidak lagi cukup.
Media tanam harus disiram. Guyurkan air yang sudah diberi nutrisi pada bagian
pinggir nampan, biarkan mengalir sendiri ke seluruh dasar media.
Di sini terasa kelebihan RW dibanding Arco. RW mampu
menyerap dan menyimpan air lebih banyak, sehingga dalam sehari cukup dilakukan
1 kali penyiraman tanpa harus membuat media tanam tergenang.
Terimakasih uraiannya Pak Djati. Ijin menyimak dan menerapkan ilmunya. Semoga Bermanfaat dan barokah
BalasHapusBERGABUNGLAH BERSAMA DENGAN B O L A V I T A . WIN
BalasHapusBANYAK BONUS & PROMO DI SETIAP HARINYA!!!
WA : +62812-22-22-995
Line : cs_bolavita
Wechat : Bolavita
Depo Pulsa 25rb Dan Bonus Chip Gratis Kegunaan Kuaci Untuk Ayam Bangkok
BalasHapussaya juga sedang menanam selada, cuman tekniknya tidak dengan menggunakan hidroponik, karena di sekitar rumahku masih ada tanah kosong yang bisa ditanami berbagai macam sayuran. disamping juga nggak ada dananya kalau sy harus beli banyak sekali pipanya
BalasHapusTidak harus menggunakan pipa. Ada banyak cara untuk menanam dg teknik hidroponik.
Hapus